Saturday 27 November 2010


Oleh: bukitkeplu


" Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah solat." (ref :Ahmad -21139)


Saudaraku,

Rasulullah SAW memperingatkan kita bahwa pasti akan berlaku diakhir zaman proses keruntuhan Umat Islam bermula dengan meninggalkan aspek hukum Islam atau hukum Allah sehingalah diabaikannya kewajiban menegakkan solat. Padahal kita menyaksikan dewasa ini bahwa kedua sempadan tersebut jelas telah diremehkan oleh majoriti ummat Islam.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Siapa yang meninggalkan syari’at yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu'alaihiWasallam penutup para nabi, malah ia cenderung kepada yang lainnya berupa hukum-hukum (Allah) maka dia kafir. Maka apa gerangan dengan orang yang berhukum kepada Ilyasa dan lebih mengedepankannya atas hukum Allah? Siapa yang melakukannya maka dia kafir dengan ijma kaum muslimin”. [ref :Al Bidayah Wan Nihayah: 13/119].

Lalu Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan lebih lanjut tentang tentang Kitab Yasiq/Ilyasa: “Ia adalah kitab undang-undang hukum yang dia (Raja Tartar, Jengis Khan) dicedok dari berbagai sumber; dari Yahudi, Nashrani, Millah Islamiyyah, dan yang lainnya, serta di dalamnya banyak hukum yang dia ambil dari pandangan dan keinginannya, lalu (kitab) itu bagi keturunannya menjadi aturan yang diikuti yang lebih mereka kedepankan dari pada al hukmu bi Kitabillah wa sunnati Rasulillah shalallahu ‘alaihi wasallam (berhukum kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam). Siapa yang melakukan itu, maka wajib diperangi hingga kembali kepada hukum Allah dan Rasul-Nya, selainnya tidak boleh dijadikan acuan hukum dalam hal sedikit atau banyak”.

Saudaraku,

Berhubung dengan solat, Nabi Shallallahu'alaihiWasallam sangat menganjurkan agar kaum muslimin lelaki sedapat mungkin menegakkan solat lima waktu secara berjamaah di masjid kecuali jika ada uzur syar’i. Dan mereka yang tanpa uzur syarie meninggalkan solat berjamaah ke masjid dikaitkan dengan penyakit kemunafikan. Di antaranya kita dapati hadits berikut:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَإِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَصَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَالَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًاوَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِفَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍلَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Solat yang dirasakan berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya` dan shalat subuh, sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang dan ia mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar untuk menjumpai suatu kaum yang tidak menghadiri solat, lantas aku bakar rumah mereka." (Ref Muslim : 1041)

Saudaraku,

Hadist ini dengan jelas mengambarkan betapa keras amaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar setiap muslim menghadiri solat berjamaah di masjid. Bahkan beliau mengancam akan membakar rumah-rumah mereka yang sengaja tidak menghadiri solat berjamaah di masjid. Dan lebih daripada itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan bahwa mereka yang enggan sholat berjamaah di masjid merupakan golongan munafik.

Tidak hairanlah bilamana sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ’anhu sampai menyampaikan pendapat sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُعَنْهَا إِلَّا مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata: "Menurut pendapat kami, tidaklah seseorang ketinggalan dari solat (berjamaah di masjid), melainkan dia seorang munafik yang jelas kemunafikannya (munafik tulen)." (ref : Muslim:1046)

Hari ini masjid dan surau tesergam indah disegenap pelusuk di bumi Malaysia namun hanya sebahagian kecil dikalangan kita hadir berjemaah dalam solat lima waktu.Persoalnnya adakah begitu banyak golongan munafik di kalangan umat islam hari ini ? Natijah dari itu maka tidak hairanlah majoriti Umat islam sendiri tidak yakin dengan Hukum Allah bahkan ada yang menolakknyadengan pelbagai alasan . Ini betepatan dengan Firman Allah telah menegaskan bahwa golongan yang paling keras menolak kembali kepada hukum Allah ialah kaum munafik. Wa na’udzubillah min dzaalika.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِرَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا

“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS An-Nisa 61)

Kesimpulannya Menegakkan Daulah Islam ( Hukum Allah ) adalah satu kewajipan yang tidak dapat direalisasikan dikalangan majoriti umat Islam yang masih dibelenggu sifat munafik.Meremehkan ikatan islam pasti akan mengundang kemurkaan Allah.Jadi Bersamalah kita mengajak diri kita dan saudara-saudara kita menegakkan solat dengan sempurna kerana ia adalah perintis kearah menegakkan Daulah Islam .